Berdiri: 1980
Ideologi: Fasisme
Anggota: Sekitar 500-1200 orang.
Lokasi: Tribun Selatan Santiago Bernabeu.
Sifat: Suka bertindak rasis dan kekerasan.
Sekutu: Brigadas Blanquiazules (Espanyol)
Musuh: Boixos Nois (Barcelona), Frente Atletico (Atletico Madrid), Abertzale Sur (Athletic Bilbao), Pena Mujika (Real Sociedad), Riazor Blues (Deportivo la Coruna)
Anggota: Sekitar 500-1200 orang.
Lokasi: Tribun Selatan Santiago Bernabeu.
Sifat: Suka bertindak rasis dan kekerasan.
Sekutu: Brigadas Blanquiazules (Espanyol)
Musuh: Boixos Nois (Barcelona), Frente Atletico (Atletico Madrid), Abertzale Sur (Athletic Bilbao), Pena Mujika (Real Sociedad), Riazor Blues (Deportivo la Coruna)
Pada tahun 1980, terbentuklah sebuah
kelompok garis keras Real Madrid yg bernama “Ultras Sur” . pelopor
pendiri Ultras Sur adalah José Luis Ochaíta. Tapi pemimpin Ultras Sur ini sudah
melakukan tindakan rasis sehingga ia tidak diperbolehkan masuk ke Estadio
Santiago Bernabeu(Markas Real Madrid) dan menggunakan fasilitas yang berbau
Real Madrid selama seumur hidupnya.
Pada Awalnya mereka tertantang oleh
militansi Biris North, kelompok suporter garis keras Sevilla yang berdiri pada
1975. Sejak awal berdiri Ultras Sur langsung tumbuh menjadi kelompok radikal
dan punya militansi yang luar biasa terhadap Madrid. Kelompok ini menguasai
tribun selatan Stadion Santiago Bernabeu.
Pada 1992, beberapa tokoh Ultra Sur
memisahkan diri dan membentuk kelompok baru. Namanya Orgullo Vikingo dan
menguasai tribun sebelah utara. Setelah beberapa lama, Orgullo Vikingo
meninggalkan tribun utara dan kini berada di tribun Valencia di Santiago
Bernabeu.
Meski memisahkan diri, prinsip dan
filosofo Orgullo Vikingo hampir sama dengan Ultras Sur. Mereka menganut
ideologi fasis dan cenderung ke ekstrim dan mempunyai ideology Fasisme.
Sekarang Ultras Sur tidak
berhubungan baik lagi dengan Real Madrid sebab beberapa insiden yang Ultras Sur
pernah lakukan sehingga kerugian atas insiden tersebut harus ditanggung sendiri
oleh Real Madrid. Bahkan jumlah kursi khusus para Ultras Sur telah
dikurangi oleh Official Real Madrid lantaran mereka tdk menginginkan hal-hal yg
merugikan bagi klub. Kebijakan lainnya adalah Ultras Sur sekarang juga dilarang
berfoto-foto dengan para pemain Real Madrid.
Salah satu insiden yang paling
Dapat diduga dan bisa diterka,
rivalitas antara Real Madrid dan Barcelona juga menjalar ke tifosi
masing-masing. Ultras Sur, suporter garis keras Madrid menjadi musuh abadi bagi
Boixos Nois, suporter garis keras Barcelona.
Meski
mendukung dua klub berbeda dan bermusuhan, Ultras Sur dan Boixos Nois punya
satu persamaan. Keduanya sama-sama militan dan tidak takut untuk datang ke
stadion lawan.
Untuk
masalah anarkisme, Ultras Sur sedikit lebih “sopan” dibanding Boixos Nois.
Setidaknya, belum pernah ada korban jiwa yang jatuh akibat kelakuan Ultras Su.
Sementara itu, Boixos Nois pernah membunuh suporter tim lawan, yakni Frederic
Rouquier pada 22 Agustus 1991. Anggota Boixos Nois tersebut kemudian dihukum 26
tahun.
Akan
tetapi, walau sedikit lebih “sopan” dari Boixos Nois, tidak berarti Ultras Sur
mudah diatur. Mereka sering berbuat onar apalagi ketika prinsip-prinsipnya
dicederai.
Sebagai
contoh José Luis Ochaita, pria yang pernah memimpin Ultras Sur selama beberapa
tahun. Dia terkenal sangat rektif dan suka berbuat onar. Saking seringnya
berbuat onat, ochaita sampai dihukum seumur hidup tidak boleh memasuki
fasilitas-fasilitas olahraga di Spanyol.
Ultras Sur
dan Boixos Nois sama-sama militan dan keras. Namun uniknya, jarang atau bahkan
tidakpernah terjadi tawuran antara dua kelompok suporter ini. Sepertinya hal
itu terkadi karena kesiapan aparat keamanan Spanyol di tiap perhelatan El
Clasico.
Tapi di
sisi lain. Boixos Nois tergolong kelompok rasis di Spanyol ketimbang Ultras
Sur. Mereka terkenal di Spanyol untuk perilaku
kekerasan dan sering terjadi bentrokan dengan otoritas, dengan beberapa anggota
dihukum karena ancaman kematian dan pembunuhan. Tindakan paling rasis dan
terkenal oleh Boixos Nois adalah ketika El-Clasico tahun 2002. Beberapa media
menamai laga tersebut dengan nama “Partido de la Verguenza” (The Game Of
Shame). Insiden pelemparan kepala babi terhadap Luis Figo.
1 komentar:
wow ulasan yang menarik fakta tentang supoerter garis keras dan militan
terima kasih juga fakta ultras Sur
Posting Komentar